Blog Posts

Meninggalkan Jejak-jejak Terbaik

Meninggalkan Jejak-jejak Terbaik

“Faidza faraghta fanshab” maka apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan/tugas segera kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan/tugas lain (QS:94:7)

Alhamdulillah, pada RUPSLB yang diadakan pada hari Jum’at 2 Desember 2022 di Serang, Bapak Al-Muktabar sebagai Penjabat Gubernur Banten yang juga sebagai Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT) Bank Banten telah memberikan keputusan beliau melalui PT.Banten Global Development (BGD) sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP) sebagai berikut:

1) Tidak menyetujui penambahan modal inti Bank Banten melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT VIII)
2) Menyetujui Kelompok Usaha Bank (KUB)
3) Memberhentikan dengan hormat semua pengurus (Dewan Komisaris dan Direksi) hasil RUPSLB 10 Maret 2021 yang dikukuhkan oleh Gubernur Banten terdahulu Bapak Wahidin Halim pada 5 Mei 2021.

Sebagai pengurus sebuah perusahaan tentunya sepenuhnya akan mengikuti keputusan yang ditetapkan pemegang saham sebuah konsekwensi wajar.

Namun yang terpenting sebagai Pengurus sebuah perusahaan harus memperhatikan apakah sudah mengemban amanah yang dipercayakan pemegang saham dengan baik.

Sebagai profesional di sebuah perusahaan terbuka yang mengedepankan informasi transparan dan terbuka maka dapat dilihat fakta data-datanya perbaikan kinerja Bank Banten selama Dirut mengemban amanah tersebut sebagai berikut:

Saat diberikan amanah untuk menjadi Dirut Bank Banten, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi yaitu permodalan, likuiditas, tingginya angka kredit bermasalah, kurang baiknya tata kelola perusahaan, lemahnya kapasitas dan produktifitas pegawai, layanan berbasis teknologi informasi masih terbatas, tidak ada kantor pusat yang memadai untuk efektifitas kordinasi, dan segudang benang kusut yang basah harus diurai agar tegak kembali.

Kondisi tantangan tersebut menjadikan Bank Banten oleh pengawas OJK sebagai Bank Dalam Pengawasan Khusus (BDPK)

Dirut bersama pengurus lainnya yang ditetapkan pada masa Gubernur Wahidin Halim mengusulkan Action Plan Penyehatan (APP) Bank Banten sebagai acuan yang selaras dengan 4 Grand Strategy dan 8 Quick Wins yang telah menjadi Visi Dirut untuk masa kepengurusannya yang telah di tetapkan sejak awal memimpin Bank Banten.

Langkah awal dari 4 Grand Strategy tersebut adalah People Development dan tata kelola yang baik (GCG). Meluncurkan budaya perusahaan baru TRUST, menetapkan KPI lebih terukur, transparan dan 360° melalui performance digital, untuk GCG agar karyawan memiliki integritas yang baik dilakukan sertifikasi berstandar internasional Anti Penyuapan/gratifikasi, mempersiapkan LHKPN mulai pelaporan tahun 2021 bukan cuma pengurus dan L1/pejabat eksekutif saja tapi L2 juga sudah melakukan pelaporan

Sekitar dua puluh bulan Dirut memimpin Bank Banten dengan segala tantangannya, patut disyukuri bahwa benang kusut sudah mulai terurai dengan fakta data finansial yang sudah dipublikasikan diantaranya sebagai berikut

Kepercayaan masyarakat untuk menempatkan dananya di Bank Banten sudah mulai kembali pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) semua produk CASATD sebesar 30,8% yoy per September 2022 sementara jika dibandingkan dengan pertumbuhan DPK di perbankan sekitar 6.77% yoy.

Pertumbuhan DPK secara merata di semua produk tabungan, giro dan deposito memberikan kontribusi menekan Cost of Fund (COF) menjadi 4.2% perbaikan sekitar 16% secara yoy

Rasio kecukupan likuiditas sudah aman terbukti dengannya posisi Sept 22 rasio AL/DPK 20.26%, AL/NCD 110.12% dan LDR 75.03%

Kecukupan modal per Sept 2022 sebesar 39% hal ini diantaranya karena keberhasilan PUT VII Okt 2021 mendapatkan modal dari publik sebesar IDR.618 miliar

Pertumbuhan Kredit posisi Sept 22 sebesar 33% yoy menjadi IDR.3.1T dari sebelumnya IDR.2.3T di atas rerata industri sebesar 11%

Rasio untuk mengukur perbandingan antara Biaya Operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO) pada posisi Sept 22 terjadi perbaikan secara drastis sebesar 53% secara yoy dari 180% pada September 2021 menjadi 127% pada September 2022, efisiensi biaya, menekan COF, penutupan 6 kantor cabang yang merugi, serta meningkatkan pendapatan bunga dan non bunga menjadi triger perbaikan.

Pendapatan bunga tumbuh signifikan sebesar 60% yoy dibandingkan Sept 2021 sebesar IDR.209.8 miliar menjadi Rp.336,5 miliar

Pendapatan fee base income dan pendapatan operasional lainnya meningkat 165% secara yoy dari IDR.23,9 miliar menjadi IDR 63,5 miliar

Kinerja penanganan kredit bermasalah secara year on year di september juga menunjukkan hasil yang on the track mengalami tren menurun. NPL net menjadi 2.5% dari posisi yang sama tahun lalu sebesar 4.5%. Sedangkan NPL gross dari 18.24% menjadi 10,28%.

Meski masih menanggung biaya yang ditangguhkan dari periode kepengurusan sebelumnya, secara bottom line berhasil menekan kerugian perseroan sebesar 13.69% yaitu 126M lebih baik dibanding tahun sebelumnya kerugian 146 M. Kerugian biaya yang ditangguhkan yang harus dibukukan tahun 2022 sekitar 130M.

Harapannya pondasi yang sudah ditanamkan telah siap membawa kemajuan Bank Banten ke depan, ibarat pesawat terbang maka sepeninggalannya sudah berada di landasan pacu selanjutnya tinggal take off terbang.

Meninggalkan Jejak-jejak Terbaik

Profil Agus Syabarrudin, Mantan Dirut Bank Banten Dengan Segudang Prestasi

Serang (7/12/2022) – Agus Syabarrudin merupakan mantan Dirut Bank Banten yang memiliki sederet prestasi moncer di dunia perbankan. Pria kelahiran Jakarta, 31 Agustus 1966 memiliki karir yang cukup mentereng di berbagai Bank berbeda baik Bank Asing, Bank Swasta maupun Bank Plat Merah.

Melihat dari riwayat pendidikan, Agus Syabarrudin meraih gelar Sastra Arab dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1990, dirinya melanjutkan studi gelar magister S-2 di Jurusan Ilmu Ekonomi dan Keuangan Syariah Universitas Indonesia pada 2005. Sedangkan gelar Doktor S-3 Ilmu Pertanian didapatkannya dari Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin pada 2020.

Agus Syabarruddin mula berkarir di industri jasa keuangan sejak tahun 1991. DI periode 1991 – 1994, ia pernah bekerja sebagai Bills & Operation Officer DBS Buana Tat Lee Bank Jakarta Branch. Kemudian, kariernya berlanjut menjadi Financial Control Supervisor Algemene Bank Nederland De Amsterdamsche Rotterdamsche (ABN AMRO) Bank NV Jakarta Branch pada periode 1994 – 1997, setelahnya karier Agus terus merangkap naik dengan menduduki Head of Business Development ABN AMRO Asset Management Indonesia pada periode 1997 – 2004, sebelum menjadi Kepala Divisi Pengembangan Produk & Service Quality Management pada PT. Bank Syariah Mandiri pada periode 2004 – 2006.

Dua tahun di Bank Syariah Mandiri, Agus meloncat sebagai President Unit Usaha Syariah pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk periode 2006 – 2014. Kemudian periode 2014 – 2017, Agus Syabarrudin dipercaya sebagai Senior Advisor-Mitra Wali Amanah pada Kemitraan Bumi Dipa yang mengelola Koperasi Petambak Bumi Dipasena KPBD.

Selanjutnya pada 2017 – Juli 2018, Agus menjabat sebagai Kepala Eksekutif Bisnis Syariah Bank Kalsel. Di periode Juli 2018 – Desember 2018, Agus berstatus Senior Executive Vice President Bank Kalsel dengan membawahi dua divisi dan satu unit kerja setingkat divisi yaitu jaringan dan pelayanan cabang unit usaha syariah dan pengelola risiko kredit hingga berhasil meraih posisi tertinggi Direktur Utama pada Januari 2019 – Maret 2021.

Di Maret 2021 pula Bumi Lambung Mangkurat (red: Kalimantan Selatan) dibuat heboh oleh pengunduran diri Agus, bagaimana tidak? Setelah sederet pencapaian yang ditorehkan selama menjabat sebagai Direktur Utama Bank Kalsel, sebut saja di tahun kedua kepemimpinannya disaat seluruh dunia berjibaku melawan pandemi Covid-19, Bank Kalsel yang dipimpinnya justru membukukan pencapaian laba Rp196,5 miliar atau naik 23% dari tahun sebelumnya sebesar Rp159,7%, sehingga Bank Kalsel diganjar Tingkat Kesehatan Bank (TKB) peringkat komposit 2 (dua) yang mencerminkan kondisi Bank secara umum sehat oleh OJK, berbagai penghargaan pun diraih Bank Kalsel mulai dari Warta Ekonomi yang menobatkan Bank Kalsel sebagai Excellent Financial Performance of Indonesia Best BPD Award 2020; Indonesia Inspire menobatkan Bank Kalsel sebagai The Most Reputable Banking With Service Excellent of The Year 2020 ; dan sederet penghargaan bergengsi lainnya, sedangkan Agus sendiri mendapat penghargaan Best CEO Obsession Awards 2020; Best Leadership and Professional 2020; dan Top 50 Indonesian Innovative Leaders 2020. Namun Agus malah memilih pulang kampung untuk menerima pinangan Pemerintah Provinsi Banten menjadi Direktur Bank Banten.

Di awal kepemimpinannya, Agus dihadapkan tugas berat untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Bank Banten yang saat itu sedang dalam pengawasan khusus OJK karena berbagai masalah, mulai dari kesulitan likuiditas, tingginya angka kredit macet, permodalan dan tata kelola perusahaan. Salah satu langkahnya adalah meluncurkan budaya perusahaan baru “TRUST“ disertai penguatan Sumber Daya Manusia dan perbaikan Standar Operasional Prosedur (SOP) perusahaan yang disebut dengan fase foundation building.

Kondisi perusahaan yang belum mencetak laba, membuat perusahaan tidak dapat menyalurkan dana CSR, tak habis akal, Agus mendirikan Unit Pengumpul Zakat yang dinamakan UPZ-Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bank Banten untuk dapat mengumpulkan dana infaq dan sadaqah lalu menyalurkan menyalurkannya kepada masyarakat dan lingkungan sekitar yang membutuhkan, sumber dananya didapat dari dana sukarela karyawan yang dipotong dari gaji pegawai setiap bulannya juga dana masyarakat dengan bekerjasama menggandeng Baznas.

Potensi ekonomi pesantren pun tak luput dari pandangan Agus, dengan 193ribu Santri dan 4.579 Pesantren di Banten, Bankir yang malang melintang di dunia perbankan syariah itu pun meluncurkan program inkubasi wirausaha santri yang diberi nama Banten Santri Enterpreneur yang meliputi lima bidang yaitu kreatif, maritim, teknologi, agro dan digital.

Tak hanya itu, Agus membuat gebrakan dengan bekerja sama dengan Kejaksaan Tinggi Banten untuk menyelesaikan kredit macet yang ada di Bank Banten. Hanya dalam waktu 2 bulan, kolaborasi itu memberikan dampak yang signifikan dengan total pengembalian sebesar Rp 34,5 miliar. Pada November 2022, Bank Banten diganjar penghargaan Most Promising Regional Bank.

Kepercayaan publik terhadap Bank Banten pun sudah mulai kembali bahkan terus meningkat, hal ini dibuktikan dari laporan keuangan Bank Banten yang mencatatkan indeks CAR ratio atau kecukupan modal berada di posisi 39% jauh diatas rata-rata industri perbankan sebesar 25%, Bank Banten yang sebelum kedatangan Agus mengalami kesulitan permodalan, kini malah mampu berekspansi dua kali lipat dari sebelumnya.

Sayangnya, kebersamaan Agus dengan Bank Banten harus berakhir pada 2 Desember 2022 melalui RUPSLB Bank Banten.

Publik pun menyesalkan perpisahan ini, Tokoh Masyarakat yang juga merupakan mantan Dirut BNI Syariah, Dr. Rizqullah, MBA seperti di kutip dari Kabarbanten mengatakan, “lihat saja laporan-laporan kinerjanya. Angka kerugian sudah mulai berkurang, aktivitas juga meningkat“, ujarnya.

Dikutip dari postingan Instagram pribadinya @agus.syabar, Agus menyampaikan permohonan pamitnya, “Hari ini Jumat, 2 Desember 2022 adalah hari terakhir saya untuk berjuang di Bank Banten, mohon ijin saya pamit undur diri untuk menerima amanah baru,“ ungkapnya.

Patut dinantikan, kemana langkah Agus selanjutnya untuk mengemban amanah baru. Demikianlah sejumlah data fakta yang berhasil kami himpun tentang sepak terjang seorang Agus Syabarrudin.

dikutip dari : korantangerang.com

Hidup Itu Enteng!

Hidup Itu Enteng!

Menjadi bankir sudah seperti garis tangan Agus Syabarrudin, direktur utama (dirut) PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten). Agus pernah mencoba berbisnis di luar perbankan, namun kandas.

Sebaliknya, karier Agus Syabarrudin di perbankan terbilang moncer. Dia pernah menjadi eksekutif di sejumlah bank beken asing dan lokal, seperti DBS, ABN Ambro, Bank Syariah Mandiri, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, hingga PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (Bank Kalsel). Di Bank Kalsel, Agus menempati posisi puncak sebagai dirut.

Agus sukses menyehatkan Bank Kalsel dalam tempo singkat. Buktinya, bank pembangunan daerah (BPD) itu meraih Peringkat Komposit 2 (PK-2) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setahun setelah Agus menjadi dirut. Ini tidak mudah, karena beberapa BPD berjuang keras mencapai level itu. Hanya bank-bank papan atas, seperti PT Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA), yang bisa mencapai PK-2.

Agus Syabarrudin rupanya seorang pemburu tantangan dan adrenalin. Justru dia merasa tidak nyaman berada di zona nyaman (comfort zone). Makanya, begitu kinerja Bank Kalsel membaik, ia menerima tawaran menjadi dirut Bank Banten, yang lebih kompleks dan menantang. Bagi Agus, momentum untuk pindah telah tiba.

Agus berniat membalikkan keadaan (turnaround) Bank Banten yang rugi selama empat tahun, menjadi untung. Ia menerapkan empat strategi di bank yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan sandi saham BEKS itu, yakni pengembangan sumber daya manusia (SDM), digitalisasi, refocusing kredit atau model bisnis, dan penambahan modal. Bank Banten ditargetkan meraih untung pada tahun buku 2021.

Dalam menjalani hidup, Agus Syabarrudin menerapkan filosofi sederhana. Ia yakin betul bahwa segala hal dalam kehidupan ini ada solusinya, bisa dipecahkan, asalkan berupaya dengan sungguh-sungguh, menjaga integritas, dan selalu mengikuti jalan yang telah digariskan-Nya.

“Dunia itu enteng, tidak usah dikejar karena cuma lewat,” tegas Agus Syabarrudin kepada wartawan Investor Daily, Harso Kurniawan di Jakarta, baru-baru ini.

Hal penting dalam hidup, bagi Agus, adalah menebarkan paham Islam rahmatan lil alamin atau Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Ada tiga misi yang dijalankan untuk menjalankan visi itu, yakni sedekah, berbagi ilmu, dan anak saleh.

Bagaimana liku-liku karier Agus Syabarrudin? Apa saja targetnya untuk Bank Banten? Nilai-nilai apa yang ia tanamkan? Berikut penuturan lengkapnya:

Menjadi bankir adalah impian Anda sejak kecil?

Sebenarnya saya diarahkan orang tua untuk sekolah pertanian dan masuk IPB (Institut Pertanian Bogor). Tetapi, pas mau lulus Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Negeri Bogor, saya terpengaruh oleh anak IPB yang tinggal bareng di pesantren. Jadi, waktu kelas tiga, saya tinggal di pesantren.

Mereka bilang, kalau mau belajar, pilih yang long lasting, yakni agama. Kalau mau belajar Islam, harus bisa bahasa Arab, sehingga saya akhirnya kuliah jurusan Sastra Arab di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Saya juga cari cara aktualisasi lain, seperti belajar bahasa Inggris, komputer, dan akuntansi. Meski padat, saya masih bisa bermain dengan teman-teman, sambil kursus.

Kapan Anda mulai terjun ke perbankan?

Lulus dari Sastra Arab, saya diajak teman gabung ke DBS, bank Singapura, yang buka di Indonesia dengan nama DBS Buana Tat Lee, sebagai bills and operation officer. Kantor pertama saya di Harmoni, Jakarta. Ini karier pertama saya. Saya masuk divisi kegiatan bank internasional.

Saya kemudian dilirik ABN Amro, bank Belanda, pada 1994. Kantor cabangnya di Indonesia ada di Jl Juanda. Saya masuk treasury dan financial control. Saya ditarik ke ABN Amro Asset Management untuk mengembangkan produk pada 1997.

Kerja sama fenomenal adalah dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang menjadi selling agent. Produknya Brivestama saham, fixed income, dan pasar uang.

Lalu saya ditarik masuk PT Bank Syariah Mandiri (BSM) pada 2004-2006 sebagai kepala divisi pengembangan produk dan service quality management. Saya terima tantangan itu, meski gaji dipangkas 50%, karena niat saya mau belajar keuangan syariah.

Apa saja legasi Anda?

Di BSM, saya membuat konsep one stop Islamic financial services dan dipakai terus hingga BSM besar. Intinya, segala macam kebutuhan nasabah bisa dipenuhi BSM. Produk lainnya yaitu tabungan Rencana Investa Cendikia, lalu mulai call BSMSMS banking. Dahulu, SMS banking dan call center belum ada. Saya juga kontribusi produk consumer dan ritel.

Pada 2007, saya dikontak Grup Temasek, pengendali Bank Danamon. Jadi, seperti reuni, karena DBS milik Temasek juga. Di situ saya diminta memimpin syariah, karena Pak Hendarin, direktur syariah, melihat pengalaman saya di BSM bagus dan dia minta diterapkan di Danamon. Beberapa tahun kemudian saya mundur.

Alasan Anda mundur dari Bank Danamon?

Saya menilai Temasek tidak seserius BSM. Artinya, divisi syariah sekadar ada. Sebab, Temasek sudah punya anak usaha untuk syariah di Singapura. Kabar lainnya, Danamon mau dijual Temasek. Saya mengajukan pengunduran diri. Sebab, meski digaji tinggi, aktualisasi diri kurang. Saya tidak suka comfort zone. Pada 2014, saya tinggalkan posisi vice president (VP) Syariah Danamon.

Karier Anda selanjutnya?

Selepas itu, saya keluar dulu dari dunia profesional untuk mengurus koperasi, bekerja sama dengan menteri koperasi dan UKM (menkop), menteri luar negeri (menlu), menteri perdagangan (mendag), sekaligus ITPC (Indonesian Trade Promotion Center).

Saya sempat bertemu Menteri Koperasi dan UKM, Puspayoga di Denpasar. Beliau minta saya bantu memasarkan produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ke mancanegara.

Anda sukses atau gagal di bisnis UMKM?

Program terakhir saya adalah Indonesian House atau etalase Indonesia. Konsepnya seperti kafe. Uniknya, semua barang di kafe bisa dijual, seperti cangkir jual, ornamen, termasuk kopi. Ada pentas seni dan destination tour juga.

Untuk berbisnis di sana, harus ada orang lokal. Saya sudah bertemu lawyer setempat. Konsepnya kami ceritakan. Selesai pertemuan, kami dapat tempat di La Brea (AS). Prospeknya cukup baik, karena orang Los Angeles (LA) maniak kopi. Setelah itu saya balik ke Jakarta. Tetapi calon mitra bisnis malah jalan sendiri dengan konsep saya.

Ya sudahlah, kami bangkrut, belum rezekinya. Bisnis ini dikelola perseroan terbatas (PT), di mana saya menjadi komisaris. Ada koperasi, yakni ASJ dan Koperasi IKM Mandiri.

Setelah gagal di bisnis UMKM?

Akhirnya saya kembali ke dasar, sebagai bankir. Ini seperti suratan tangan. Saya diminta gubernur Kalsel memperbaiki Bank Kalsel, terutama masalah kredit macet, profesionalisme, dan otomasi layanan.

Saya masuk sebagai senior executive vice president (SEVP). Saya ditunjuk menjadi dirut Bank Kalsel pada 2019-2024. Tahun pertama, Bank Kalsel meraih Peringkat Komposit 2 (PK-2) dari OJK. Ini bagus, karena BPD biasanya PK-3 dan 4. PK-2 adalah bank besar, seperti Mandiri dan BCA. Mungkin ini sudah garis tangan saya. Kemudian, income naik, non performing loans (NPL) rendah, layanan meningkat.

Terobosan di Bank Kalsel, yakni society 5.0. Arah mindset-nya ke sana. Semua kegiatan diotomasi. Di Kalsel, fokus saya cuma dua, pengembangan SDM dan teknologi informasi. Lalu, saya membangun budaya perusahaan dan karakter karyawan. Selepas itu, saya bergabung dengan Bank Banten.

Cerita bergabung dengan Bank Banten?

Pada Februari 2021, ada tim sukses Gubernur Banten, Wahid Halim yang meminta saya bertemu. Gubernur meminta saya bantu Bank Banten. Momentumnya pas, karena tugas saya di Bank Kalsel sudah selesai. Apalagi saya tidak suka di comfort zone. Padahal, di Bank Kalsel tinggal nikmatin hasil, tetapi tidak ada tantangan.

Lalu, Bank Banten menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 10 Maret 2021. Saya diminta bicara dengan gubernur dua hari sebelum RUPS. Ketemu lewat Zoom tidak jadi, akhirnya saya datang ke rumah dinas gubernur Banten di Serang. Tetapi jadwal gubernur sedang padat, akhirnya batal.

Namun, tiba-tiba, keluar pengumuman hasil RUPS Bank Banten di koran bahwa saya menjadi dirut. Gemparlah se-Kalimantan Raya, karena saya masih aktif dan belum pegang surat pengangkatan. Saya ditanya OJK. Saya bilang akan konfirmasi soal itu.

Saya akhirnya mengundurkan diri dari Bank Kalsel. Pada 15 Maret 2021, pengunduran diri saya diterima pemegang saham Bank Kalsel. Saya menerima tugas baru di Bank Banten.

Visi dan strategi Anda di Bank Banten?

Saya melihat di Bank Banten lebih seru, ada tantangan. Bagi saya, ini bikin adrenalin berdegup dan mengalir kencang. Di Bank Banten, kondisinya lebih kompleks, karena ada warisan bank sebelumnya (Bank Pundi) yang harus diselesaikan.

Saya menerapkan empat strategi, yaitu pengembangan SDM, penguatan teknologi informasi (TI), dan refocusing model bisnis, khususnya yang berkaitan dengan kredit, karena Bank Banten jebol di kredit UMKM dan komersial, sedangkan sekarang pasar lebih ke aparat sipl negara (ASN), pensiunan. Komersial hanya yang berbasis APBD.

Strategi terakhir yaitu penguatan likuiditas dan permodalan. Artinya, Bank Banten mau menambah modal. BPD sekarang sulit menambah modal dari pemda karena dana diprioritaskan untuk penanggulangan Covid-19. Untungnya, Bank Banten perusahaan terbuka, sehingga ada peluang bagus lewat rights issue (penerbitan saham baru untuk menambah modal) pada Oktober mendatang. Saya berharap bisa terserap dengan baik.

Pada Maret 2021, Bank Banten masih dalam pengawasan khusus, dengan PK-4. Saya lalu presentasi ke OJK delapan quick wins dan empat strategi tadi. Intinya, Bank Banten bosan rugi. Mudah-mudahan Desember nanti bisa untung. OJK menerima dan menyetujui rencana bisnis saya pada Mei, sehingga Bank Banten sudah normal dan tidak dalam pengawasan khusus.

Pada 28 Mei 2021, rekening umum kas daerah (RKUD) Pemprov Banten kembali ke Bank Banten dan kami baru bergerak. Jadi, saya efektif bekerja Juni-Juli. Alhamdulillah, respons pasar bagus. Saya tunjukkan, kami sedang berupaya turnaround dan transformasi besar-besaran.

Program pengembangan bisnis selaras dengan budaya kerja Bank Banten, yakni TRUST (think differentreliableuniversesustainabletrack). Pada Mei 2021, perseroan mencanangkan TRUST yang dijadikan panduan berpikir dan bertindak oleh seluruh insan Bank Banten yang disebut Banteners.

Pencapaian Anda di Bank Banten?

Saya masih fokus pada empat grand strategy dan delapan quick wins yang sudah dicanangkan untuk turnaround. Untuk people development, di samping penerapan budaya kerja TRUST, ada peningkatan kapabilitas profesional, individual assessment, dan leadership program on progress.

Untuk penguatan likuiditas, kami meningkatkan layanan prima kepada nasabah, meluncurkan produk yang dibutuhkan nasabah, meningkatkan kemampuan penetrasi para marketing untuk meningkatkan jumlah nasabah dengan volume funding-nya.

Dengan begitu, kami sudah melakukan pembelian kembali piutang ASN Banten dari Bank BJB senilai Rp 557 miliar, masih akan dilanjutkan untuk mencapai sekitar Rp 500 miliar pada kuartal III ini, termasuk upaya kami membangun kepercayaan dengan kegiatan transformasi secara menyeluruh.

Anda yakin Bank Banten untung tahun ini?

Intinya, semua kami lakukan untuk membalikkan keadaan, sehingga bisa meraih laba bersih tahun ini. Sebagai contoh, buyback piutang ASN Pemprov Banten dari BJB senilai Rp 557 miliar dari 4.218 kreditur berpotensi mendapatkan pendapatan berkisar Rp 30-50 miliar.

Kami juga berencana buyback piutang dari Bank Kalsel senilai Rp 180 miliar. Ini pun bisa mendatangkan pemasukan. Sumber dana buyback berasal dari dana pihak ketiga (DPK).

Di luar itu, kami membentuk pasukan pemasaran khusus untuk menggarap segmen kredit berbasis gaji. Debitur yang dibidik adalah ASN. Upaya ini dibarengi berbagai efisiensi. Agenda besar lainnya adalah digitalisasi agar bisa merangkul banyak pihak masuk ekosistem bisnis Bank Banten.

Selama ini, kinerja Bank Banten digerogoti kredit macet. Supaya mencetak laba, ada rencana efisiensi. Prinsipnya, biaya operasional harus lebih kecil dari pendapatan operasional.

Apa filosofi hidup Anda?

Saya punya banyak guru filosofi hidup. Tetapi, yang paling mengena adalah filosofi almarhum Syekh Al Jufri. Dia dibesarkan di AS dan mendapatkan hidayah, sehingga mendalami Islam.

Banyak sekali nilai hidup dalam Al-Qur’an. Dari hasil perenungannya, ada visi penting, yakni menebarkan rahmatan lil ‘alamin. Kalau ada di suatu tempat, harus terapkan ini, mulai dari lingkungan terkecil. Ini sejalan dengan hadis Nabi Muhammad SAW, yakni sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain.

Setelah ada visi, cari misi yang long lasting. Ada hadis Nabi Muhammad yang menyebutkan, terputus amal seseorang, kecuali tiga hal. Pertama, sedekah jariah. Kedua, ilmu yang bermanfaat. Ketiga, anak saleh yang mendoakan orang tuanya. Jika tiga misi itu dijalankan, dunia itu biasa aja. Dunia itu enteng. Tidak usah kejar dunia, karena dunia itu cuma lewat.

Filosofi ini sangat dalam. Contohnya dalam sedekah jariah, harta kita harus dibagi agar bermanfaat bagi orang lain, misalnya untuk pembangunan sekolah duafa. Kalau mereka pintar, maju, mengalir pahala ke kita sampai mati.

Lalu, ilmu yang bermanfaat berarti punya ilmu harus dibagi agar kebaikan mengalir terus. Soal anak saleh, bukan cuma mendidik, tetapi bagaimana menyiapkan infrastruktur. Contohnya, mencari duit dari yang halal, kerja benar.

Gaya kepemimpinan Anda?

Akomodatif dan sedikit galak. Selama menjabat dirut Bank Banten, saya sudah empat kali mengganti kepala divisi kredit. Tetapi saya akomodatif. Artinya, tahu maunya karyawan, sehingga membuat aturan yang menampung aspirasi karyawan. Jadi, kalau sudah ditetapkan, karyawan perlu mengikuti. Kalau tidak ikut, kita jatuh bareng***

Bikin Konten Medsos

Agus Syabarrudin adalah orang yang super sibuk, sehingga waktu luangnya sangat terbatas. Dia baru bisa pulang kantor sekitar jam 11 malam. Bahkan, Sabtu atau Minggu terkadang masih memimpin rapat koordinasi dengan tim.

Maklum, ia punya target yang tak mudah, yakni mengejar pertumbuhan bisnis 60% dalam kurun waktu enam bulan atau pada semester II-2021. “Jadi, saya sering dikeluhkan oleh keluarga. Itu sebabnya, saat senggang, saya berusaha membangun quality time dengan keluarga dengan membuat konten (content creator) di media sosial,” kata dia.

Kebetulan istrinya hobi membuat video TikTok. Tak pelak, pernah muncul konten Agus Syabarrudin sebagai seorang ayah dan suami yang viral di media sosial (medsos). Di video itu, Agus membantu istrinya memasak. “Saking viralnya, video ini menjadi pemberitaan di media massa,” tutur Agus, sambil tertawa. (ac)

Biodata

Nama lengkap: Agus Syabarrudin.

* Pendidikan:

– Sarjana Sastra Arab, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (1990).

– Magister Sains Perbankan Islami, Universitas Indonesia (2005).

– Doktor di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam & Lingkungan (2017).

* Karier:

– Bills and Operations Officer DBS Buana Tat Lee Bank (1991-1994).

– Head of Nostro Vostro–Financial Control dan Head of Business Development ABN-Amro (1997-2004).

– Kepala Divisi Pengembangan Produk dan Service Quality Management Bank Syariah Mandiri 2004-2006.

– Head of Syariah Treasury Branch Business Divison Bank Danamon (2006-2008).

– Head of Syariah Terasury Business Development Bank Danamon Syariah (2009-2010).

– Head of Syariah Treasury Funding Sales and Cash Management Service Division Bank Danamon (2013).

– Head of Strategic Initiative Bank Danamon (2014).

– Komisaris dan anggota komite Audit PT AMC (2014-2017).

– Kepala Eksekutif Syariah BPD Kalsel (2017-2018).

– Senior Executive Vice President (SEVP) Bank Kalsel.

– Direktur Utama Bank Kalsel (2019).

– Direktur Utama Bank Banten (2021).

dikutip dari: Investor.id

Temui Mantan Bupati dan Sekda Lebak, Dirut Bank Banten Tawarkan Kerja Sama

This image has an empty alt attribute; its file name is temui-mantan-bupati-dan-sekda-lebak-dirut-bank-banten-tawarkan-kerja-sama-flz.jpg

RANGKASBITUNG – Manajemen baru Bank Banten kembali melanjutkan silaturahmi kepada para stakeholder di Provinsi Banten. Setelah bertemu dengan Gubernur Banten dan Wali Kota Serang, Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin bertemu dengan mantan Bupati Lebak dua periode sekaligus Ketua Kadin Banten Mulyadi Jayabaya serta Sekda Kabupaten Lebak Budi Santoso, Jumat (23/7/2021).

Pertemuan tersebut membahas dukungan terhadap bank kebanggaan masyarakat Banten tersebut serta upaya untuk melakukan pembangunan ekonomi di Banten, khususnya di Kabupaten Lebak. Pertemuan ini merupakan pendahuluan yang diharapkan dapat memberikan dampak maksimal bagi pembangunan Kabupaten Lebak.

Agus Syabarrudin menuturkan bahwa melalui silaturahmi ini Bank Banten memaparkan kesiapannya untuk bersinergi dengan upaya pemulihan ekonomi daerah di masa pandemi Covid-19 19 sehingga mendapat dukungan dari seluruh stakeholder yang ada di Provinsi Banten.

“Bank Banten siap bersinergi dengan seluruh stakeholder termasuk Pemkab Lebak, BUMD Lebak, serta para pengusaha dan elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Lebak untuk menjalankan berbagai program pemulihan ekonomi. Alhamdulillah hari ini berkesempatan untuk silaturahmi langsung dengan Bapak Mulyadi Jayabaya dan memaparkan kondisi terkini perseroan,” katanya.



This image has an empty alt attribute; its file name is Dirut%20Bank%20Banten%20temui%20Sekda%20Kabupaten%20Lebak.jpg
Dirut Bank Banten Agus Syabarrudin bersama Sekda Kabupaten Lebak, Budi Santoso dan jajarannya di Kantor Pemkab Lebak, Jumat (23/7/2021).

Agus mengajak Mulyadi Jayabaya dan Pemkab Lebak yang diwakili Pak Sekda bekerja sama penguatan permodalan. Dia berharap Mulyadi Jayabaya dan Pemkab Lebak menjadi salah satu pemegang saham BEKS. “Insya Allah potensi ekonomi Lebak dapat diolah bersama dengan Bank Banten untuk kemaslahatan bersama. Bank Banten sehat dan siap all out mendukung upaya pemulihan ekonomi di Kabupaten Lebak,” katanya.

Sementara itu Sekda Kabupaten Lebak menyampaikan inisiatif untuk memanfaatkan jaringan kantor Bank Banten yang tersedia di seluruh Indonesia untuk menjadi channel komunikasi Kabupaten Lebak dalam mempromosikan pariwisata dan informasi peluang investasi di Kabupaten Lebak yang dapat berdampak pada pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.

Bank Banten sendiri terus berupaya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Melalui penguatan layanan jasa perbankan yang berorientasi kepada kebutuhan nasabah dengan transformasi digital, Bank Banten tak henti-hentinya meningkatkan kualitas human capital agar lebih responsif, adaptif dan profesional dalam menjalankan operasional perbankan sesuai dengan budaya perusahaan yang baru yakni TRUST (Think Different, Reliable, Universe, Sustainable dan Track).

Berbagai langkah strategis untuk melakukan transformasi digital dilakukan oleh perseroan untuk menghadirkan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Harapannya, Bank Banten kian meraih kepercayaan masyarakat sejalan dengan semangat rebuild the trust, reach the glory.




dikutip dari Sindonews

Bank Banten Bahas Rencana Kerja Sama dengan Pemkot Serang

Serang, Beritasatu.com – Manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Banten (Bank Banten) bertemu dengan Wali Kota Serang Syafrudin untuk membahas rencana kerja sama pada Kamis (22/7/2021).

Kunjungan Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin ini bertujuan untuk mengenalkan manajemen baru, sekaligus membahas pengelolaan kas Kota Serang yang menjadikan Bank Banten sebagai bank persepsi, serta rencana penempatan dana (deposito) di Bank Banten.

Menurut Agus, Bank Banten siap mendukung berbagai rencana pengembangan ekonomi Kota Serang, khususnya melalui program ekosistem keuangan daerah (EKD).

“Sebagai upaya membangun perekonomian di Banten, kami sebagai Bank kebanggaan masyarakat Banten mengusung konsep EKD yang dalam implementasinya perlu sinergi berbagai pihak yang terlibat dalam keuangan daerah, yakni pemerintah daerah, perangkat daerah, perusahaan daerah & badan layanan umum daerah (BLUD), lembaga jasa keuangan daerah (Bank Daerah), dan pihak ketiga,” ungkap Agus, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya di Serang, Kamis (22/7/2021).

“Oleh karena itu, hari ini saya bersilaturahmi dengan Pak Syafrudin agar peluang sinergi antara Bank Banten dan Pemerintah Kota Serang dapat kita realisasikan. Alhamdulillah hari ini kita telah melakukan pertemuan awal yang insya Allah dapat menjadi awalan baik bagi kedua belah pihak,” tutur Agus.

Dalam kunjungan ini juga dibahas Rencana HUT Kota Serang yang akan terlaksana pada 10 Agustus 2021 dan rencana HUT Bank Banten pada 29 Juli 2021.

Hadir dalam pertemuan tersebut, jajaran Pemerintah Kota Serang yang meliputi Kepala BPKAD Wahyu Budi Kristiawan, Sekretaris Bapenda, Sony August, dan Kabag. TU dan Protokol Arif Rachman Hakim.

Agus menjelaskan, Bank Banten sendiri terus berupaya menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Ia menjelaskan, berbagai langkah strategis untuk melakukan transformasi digital dilakukan oleh perseroan untuk menghadirkan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

“Harapannya, Bank Banten bisa meraih cita-cita untuk kian meraih kepercayaan masyarakat sejalan dengan semangat rebuild the trust, reach the glory,” tutupnya.


Dikutip dari Beritasatu.com

Idul Adha, Bank Banten Salurkan Kurban ke Masjid Banten Lama

Hari raya Idul Adha 2021 menjadi momen spesial yang diperingati seluruh umat muslim. Tidak terkecuali Bank Banten, yang mewujudkan kepedulian sosial dengan menyalurkan hewan kurban ke Masjid Banten Lama. Penyaluran hewan kurban berupa 1 ekor sapi ini diberikan pada Senin (19/7).

Direktur Utama Bank Banten, Agus Syabarrudin, Menuturkan pemilihan Masjid Banten Lama sebagai lokasi penyaluran kurban sejalan nilai-nilai filosofis yang dimiliki oleh masjid tersebut. “Seperti kita ketahui, Masjid Banten Lama merupakan salah satu situs bersejarah yang dimiliki oleh Provinsi Banten. Masyarakat memiliki rasa kepemilikan yang besar karena nilai sejarah yang terkandung tersebut.”

“Secara simbolis, rasa kepemilikan yang sama lah yang ingin kami coba hadirkan dari masyarakat terhadap Bank Banten. Semoga Bank Banten bisa semakin menjadi bank kebanggaan masyarakat di Banten, melingkupi Provinsi Banten serta 8 Kabupaten/Kota yang ada. Ini sekaligus menjadi momen bagi kita semua untuk saling rangkul demi memajukan Bank Banten di kancah perbankan tanah air,” tutur Agus.

Bank Banten sendiri terus berbenah agar bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Berbagai langkah strategis untuk melakukan transformasi digital dilakukan oleh perseroan untuk menghadirkan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Harapannya, Bank Banten bisa meraih cita-cita untuk kian meraih kepercayaan masyarakat. Hal ini sejalan dengan semangat rebuild the trust, reach the glory.


Dikutip dari Bantenkita.com

Bos BEKS Buka-bukaan Soal Rencana Bank Digital dengan Amazon

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) menyatakan sedang dalam proses mengembangkan layanan digital dengan bekerja sama dengan anak usaha Amazon.com, Amazon Web Services (AWS).

Direktur Utama BEKS, Agus Syabarrudin mengatakan, kerja sama ini sebagai upaya yang dilakukan bank BPD ini untuk menyedialan layanan digital. Kerja sama ini juga sudah masuk dalam rencana bisnis bank Banten yang ditargetkan bisa terealisasi di tahun ini.

“RBB kita sudah memasukan rencana digitalisasi, jadi harapan saya semua persiapannya sejalan dengan ketentuan yang ada, kami bisa segera launching, saat ini kami terus bergulir mempersiapkan infrastrukurnya,” kata Agus, saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (16/7/2021).

Adapun pertimbangan dipilihnya AWS, perusahaan yang bergerak di bisnis penyedia layanan web services, cloud computing dan API ini, perseroan selalu terbuka bagi pihak yang memiliki kompetensi dan kapabilitas.

Hanya saja, Agus belum merinci, berapa nilai investasi belanja modal yang dialokasikan untuk kerja sama ini, namun sudah dimasukan dalam anggaran belanja modal informasi dan teknologi (IT) perseroan.

“Pada prinsipnya, buat kami bekerja sama dengan pihak ketIga terbuka, asal memiliki kompetensi, kapabilitas yang bisa mendukung rencana kami,” tuturnya.

Agus menambahkan, pengembangan layanan digital Bank Banten ke depan punya potensi yang besar. Selain captive market utama Bank Banten adalah kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN), provinsi Banten juga dikeliling sejumlah industri strategis, seperti industri baja milik Krakatau Steel, industri petrokimia milik Grup Chandra Asi, ditambah fasilitas pendukung lainnya seperti bandara internasional dan pelabuhan.

Nantinya, pengembangan layanan digital Bank Banten bisa diarahkan untuk segmen konsumer, komersial dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). “Ini potensi besar, Bank Banten bisa ke sana juga,” ujarnya.


dikutip dari CNBC Indonesia

Agus Syabarrudin optimis Bank Banten akan cetak PAD bagi Provinsi Banten

Serang (ANTARA) – Dukungan Pemprov Banten kepada PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk(Bank Banten/BEKS) terbukti berhasil memberikan sentimen positif bagi perseroan. Selain respon positif dari pasar saham, masuknya RKUD juga diprediksi akan membuat Bank Banten kian dipercaya masyarakat.

Pergantian manajemen dan penetapan sebagai Bank Sehat ini seolah menjadi angin segar. Hal ini sejalan dengan optimisme perseroan agar secara perlahan tidak bergantung dari dana Pemerintah dalam operasional perusahaan. Melainkan mampu menarik berbagai pihak untuk menempatkan dananya di Bank kebanggaan masyarakat Banten tersebut. Untuk memastikan pertumbuhan secara stabil Bank Banten ingin mengajak berbagai pihak untuk kian menjadikan Bank Banten sebagai mitra terdepan dalam pengelolaan dana.

Agus Syabarrudin, Direktur Utama Bank Banten, menyampaikan bahwa saat ini manajemen Bank Banten tengah all out melakukan berbagai langkah-langkah transformasi. “Direksi perseroan kini merupakan para profesional di bidang jasa keuangan yang berasal dari berbagai latar belakang.Kami manajemen baru tengah berfokus melakukan berbagai transformasi yang bertujuan untuk menyehatkan perseroan. Insya Allah melalui berbagai strategi yang kini tengah kami jalankan, Bank Banten akan berhasil melakukan strategic turnaround.”

“Kami saat ini tengah berupaya untuk menghadirkan citra baru Bank Banten yang diharapkan bisa mendapat kepercayaan publik, baik itu customer, stakeholders, ataupun potential investors. Perbaikan kinerja yang kami targetkan dapat segera terjadi itu diharap bisa mendorong lebih banyak pihak untuk berinvestasi di Bank Banten. Sehingga kelak perseroan bisa berjalan secara mandiri tanpa ketergantungan pendanaan dari Pemprov Banten. Bahkan kami akan berupaya keras untuk mencetak laba sehingga bisa memberikan PAD yang signifikan kepada Provinsi Banten,” tutur Agus.

Sentimen positif dari masuknya RKUD ini diharapkan bisa terus memacu performa perseroan sekaligus meningkatkan kepercayaan dari publik. Peningkatan kepercayaan masyarakat dan investor ini diharapkan mendorong akselerasi kinerja perusahaan sehingga bisa menghasilkan laba yang dihitung sebagai komponen modal tier 1 tanpa harus membebani anggaran dari pemerintah sesuai dengan rencana strategic turn around perseroan. Hal ini selaras dengan Tagline perusahaan ‘Rebuild the Trust, Reach the Glory’.

“Kami sangat optimis strategi bisnis yang kami lakukan akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat dan pemangku kepentingan terhadap Bank Banten. Harapannya langkah-langkah bisnis yang kami lakukan akan membawa perseroan untuk menjadi Bank Jawara. Jawara di pasar saham, dan Jawara di hati masyarakat Banten,” pungkas Agus.


dikutip dari Antara News

Dinyatakan sehat, Bank Banten (BEKS) targetkan cetak profit di tahun 2021

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasca mengubah status menjadi bank sehat, PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) menargetkan bisa membukukan keuntungan tahun ini. Manajemen bank yang memiliki kode emiten BEKS ini telah menyiapkan berbagai strategi untuk mencapai target tersebut. 

Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin mengungkapkan, status sehat itu diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui surat keputusan per 6 Mei 2021. 

Bergerak cepat, Bank Banten telah menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah dari penguatan modal, likuiditas, penyelesaian kredit bermasalah dan penggantian jajaran manajemen. 

Agar modal bank semakin meningkat, Bank Banten bakal kembali menggelar rights issue atau penawaran umum terbatas (PUT) VII pada bulan Oktober mendatang. 

Pada awal tahun, penguatan modal juga telah dilakukan dengan skema PUT VI dan berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp 1,871 triliun. Rinciannya, Rp 1,5 triliun dari Pemprov Banten dan sisanya berasal dari publik. 

Dengan terlaksananya aksi korporasi tersebut, kepemilikan saham Pemprov Banten di Bank Banten melalui PT Banten Global Development meningkat menjadi 78,21%. Sedangkan sisanya, sebesar 21,79% dimiliki oleh publik.

“Rencana bisnis bank (RBB) kami masih dalam revisi, karena baru keluar dari status dari bank dalam pengawasan khusus OJK menjadi bank sehat. Kurang lebih kami harus mencatatkan profit di 2021 ini,” kata Agus kepada Kontan.co.id, Rabu (2/6).

Agus menambahkan, dalam menghimpun pendanaan pihak ketiga, Bank Banten akan fokus menyasar dana murah dari tabungan dan giro. Seiring dengan itu, bank akan mempercepat penyelesaian kredit yang bermasalah dan meningkatkan pendapatan berbasis komisi. 

“Kami ingin non performing loan gross harus berada di bawah 5%. Kami sudah mendapatkan persetujuan dari OJK untuk menyelesaikan kredit bermasalah. Mulai dari penyelamatan dengan restrukturisasi, penyelesaian dengan bekerja sama dengan penegak hukum,” tambah Agus. 


dikutip dari Kontan.co.id

Ini Strategi Jitu Bank Banten Dorong Akselerasi Transformasi Digital

SERANG, investor.id –  PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) atau Bank Banten terus menunjukkan eksistensinya. Sebelumnya, perseroan telah mencanangkan budaya perusahaan baru yaitu TRUST pada Rabu (19/5). Kini, bank kebanggaan masyarakat Banten tersebut tengah mengakselerasi penerapan perbankan digital.

Upaya digitalisasi Bank Banten tersebut disampaikan Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin pada Webinar Kebangkitan Nasional dan Peran Alumni UIN yang dihelat bersamaan dengan pelantikan Pengurus Ikatan Alumni UIN (IKALUIN) Syarif Hidayatullah periode 2020-2024, Sabtu (22/5).

Pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto  dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas secara berurutan turut menyampaikan keynote speech dan sambutan.

Selanjutnya, Agus kembali menegaskan pentingnya akselerasi transformasi digital Bank Banten pada kesempatan Talkshow Jawara TV Kominfo Provinsi Banten yang dipandu langsung Kepala Dinas Kominfo Banten Eneng Nurcahyati bersama Guru Besar Akuntansi Untirta Prof Dr Tubagus Ismail selaku narasumber.

Pada kedua kesempatan terpisah tersebut, Agus memaparkan strategi jitu perseroan untuk mengawal strategic turnaround Bank Banten yang salah satunya melalui rekayasa ulang proses bisnis dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. “Saat pandemi Covid-19, kebutuhan terhadap layanan digital semakin meningkat. Oleh karena itu, Perseroan membutuhkan keandalan sistem teknologi informasi untuk mendukung daya saing dan memenuhi kebutuhan nasabah. Pada tahun 2021, fokus Perseroan di bidang teknologi informasi adalah penguatan kapabilitas organisasi menuju perbankan digital dan sistem pembayaran yang terintegrasi,” tutur Agus.

“Adapun inisiatif yang tengah dilakukan antara lain adalah pengembangan aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung peningkatan kualitas layanan perbankan secara menyeluruh dan berkelanjutan; melengkapi kebijakan dan prosedur untuk mendukung peningkatan kualitas tata kelola perusahaan yang baik, khususnya di bidang TI mengembangkan dan mendukung penguatan sistem pembayaran, baik dari segi keamanan dan kelancaran, serta proses pelaporan dan administrasi jasanya,” pungkas Agus.

Pentingnya digitalisasi perbankan membuat perseroan terus meningkatkan kemampuan dan kehandalan teknologi informasinya. Hal ini dilakukan untuk mendorong terwujudnya layanan digital Bank Banten guna memenuhi kebutuhan nasabah seraya mewujudkan ekosistem keuangan daerah berbasiskan layanan perbankan digital. Akselerasi digitalisasi perbankan ini tentunya akan mendorong performa Perseroan sekaligus menempatkan Bank Banten sebagai lokomotif penggerak pertumbuhan perekonomian daerah.


Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul “Ini Strategi Jitu Bank Banten Dorong Akselerasi Transformasi Digital”